Tanda-Tanda
- Cemas tanpa sebab.
- Tidak mau mengasuh anak atau tidak mau menyerahkan anaknya kepada orang lain.
- Sensitif dan mudah tersinggung.
- Menjadi amat pendiam dan pemurung.
Penyebab
- Kadar tembaga dalam darah lebih tinggi daripada wanita melahirkan pada umumnya.
- Memiliki riwayat pribadi atau ada anggota keluarga yang pernah mengalami depresi.
- Pernah mengalami depresi pasca melahirkan pada kelahiran sebelumnya.
- Mengalami sakit yang parah ketika menstruasi.
- Ketika mengonsumsi pil kontrasepsi, ada perubahan mood yang negatif pada respons tubuh dan mental.
- Merasa amat terisolasi.
- Tidak mendapatkan dukungan dari pasangan.
- Pernah memiliki riwayat trauma emosional.
- Kekhawatiran terhadap perubahan bentuk tubuh yang membuat tubuhnya mungkin tidak seindah ketika sebelum hamil.
Pencegahan
Berikut ini adalah pencegahan yang bisa kita lakukan agar depresi pasca melahirkan tidak terjadi.
- Menetapkan perjanjian waktu antara suami dan istri untuk menjaga bayi secara rutin. Hal ini dilakukan agar keduanya sama-sama terlibat dalam pengasuhan bayi dan juga memastikan keduanya mendapatkan cukup istirahat.
- Memastikan ibu dalam keadaan sehat.
- Menjaga asupan makan dan menyediakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi sang ibu.
- Berolahraga jika memungkinkan. Berolahraga ini juga bisa digantikan dengan aktivitas fisik lainnya, seperti menggendong bayi sambil berjalan-jalan di taman atau di sekeliling rumah.
- Keluarga harus mendukung ibu dalam banyak hal, ketika sang ibu membutuhkan bantuan, ada orang yang siap siaga untuk membantu, sehingga ibu tidak merasa sendirian.
- Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 seperti brokoli, pisang, dan buah-buahan lainnya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar